Teknik Pembenihan Ikan Mas




                      KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan Booklet yang berjudul Teknik Pembenihan Ikan Mas. Booklet ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Dalam penyusunan booklet ini penulis tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih khususnya kepada:

1.    Bapak Aan Hermawan, S.St.Pi selaku Dosen Mata Kuliah Media Penyuluhan, Sekolah Tinggi Perikanan Jurluhkan Bogor.
2.  Serta kepada semua pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan booklet ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan booklet ini dengan tepat waktu.
             Penulis menyadari dalam penyajian dan isi laporan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan booklet di masa mendatang. Semoga booklet ini dapat dijadikan pedoman dan petunjuk bagi penulis dalam melaksanakan kegiatan Pembenihan Ikan Mas dan bermanfaat bagi kita semua.

                                            Bogor, Januari 2019




                                           Penulis

                           PENDAHULUAN
Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak diminati
oleh masyarakat karena memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Ikan ini telah memasyarakat dan tersebar hampir diseluruh provinsi di Indonesia. Ikan Mas yang berkualitas baik, dihasilkan dari benih yang berkualitas baik pula.
Tingginya permintaan konsumen akan benih ikan Mas ini menjadikan peluang usaha pembenihan ikan Mas berkembang dengan baik. Kualitas benih tergantung pula dengan kualitas induk, maka dari itu, ketersediaan induk yang berkualitas merupakan faktor yang sangat penting dalam menjamin produktifitas pada suatu unit pembenihan.
1.  Pemeliharaan Induk
a. Penebaran Induk

Tahap awal dalam pemeliharaan induk, yaitu melakukan penebaran induk. Penebaran induk
dilakukan apabila semua persiapan kolam pemeliharaan induk telah selesai dilakukan. Induk ikan Mas yang ditebar adalah induk yang sehat serta tidak cacat, agar keturunan yang dihasilkan juga memiliki kualitas yang baik. Induk ikan dapat berasal dari produksi pembenihan sendiri ataupun didatangkan dari daerah lain. Sebaiknya, induk yang akan dipelihara untuk dijadikan calon induk berasal dari keturunan yang berbeda, sehingga diharapkan akan menghasilkan benih yang berkualitas baik serta beragam. Penebaran induk dilakukan pada saat suhu rendah, yaitu pada pagi ataupun sore hari. Padat tebar induk ikan Mas adalah 1 ekor/2 m luas kolam.
b. Proses Pemeliharaan

            Induk jantan dan induk betina ikan Mas sebaiknya dipelihara dalam kolam yang berbeda untuk memudahkan dalam menyeleksi induk, serta untuk menghindari terjadinya pemijahan liar (inbreeding). Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari. Adapun sistem pemberian pakannya dilakukan secara adlibithum, yaitu pemberian pakan secara terus-menerus sampai kenyang. Induk ikan Mas yang dipelihara yaitu induk betina ikan Mas yang telah berisi, untuk kemudian dipelihara selama 1 - 2 bulan.
Pemeliharaan induk bertujuan untuk mendapatkan induk yang matang gonad atau yang siap untuk dipijahkan, sehingga dapat menjaga kelancaran produktifitas ikan Mas. Induk betina ikan Mas yang telah dipelihara selama 1 - 2 bulan, kemudian dipindahkan kedalam hapa untuk dipelihara lebih lanjut sampai gonad benar-benar matang. Ukuran hapa yang digunakan yaitu 3 x 4 m, dengan induk ikan Mas sebanyak 2 ekor.

         Hapa diperiksa 3 kali sehari dengan cara turun langsung ke kolam sambil memeriksa  tiap sisi hapa   untuk   mengantisipasi   adanya   kebocoran. Adapun    hal-hal    penting    yang   perlu    diperhatikan    dalam   kegiatan  pemeliharaan induk, yaitu :
     Pemberian Pakan
Pakan merupakan faktor yang sangat penting bagi induk, karena dengan pemberian pakan yang bermutu dan sesuai dengan dosis, maka dapat menghasilkan induk dengan kualitas yang bagus, serta mempercepat perkembangan gonad. Selama pemeliharaan, induk diberi pakan dengan kandungan protein diatas 25%. Dosis pakan yang digunakan yaitu 5% dari berat total tubuh ikan. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari.
     Pengontrolan Kualitas Air
         Sistem  pengairan  menggunakan  sistem  sirkulasi,  yaitu  air  yang digunakan    adalah    air   baru    yang   mengalir    secara   terus-meneru sehingga  kadar  oksigen  dalam  kolam  dapat  tercukupi.  Kadar  oksigen untuk pemeliharaan induk yaitu sekitar 7 ppt.
2. Persiapan Kolam Pemijahan
        Sebelum       melakukan       pemijahan,        terlebih        dahulu        harus mempersiapkan   kolam         sabagai    tempat         berlangsungnya     proses pemijahan sekaligus sebagai tempat untuk menetaskan telur. Kolam yang digunakan yaitu kolam tanah yang berukuran 20 x 30 x 1,5 meter.
          Adapun kegiatan yang dilakukan dalam mempersiapkan kolam pemijahan, yaitu :

a. Pengeringan Kolam
           Pengeringan kolam bertujuan untuk menguapkan gas-gas beracun, dan membunuh hama yang berada di dasar kolam , serta memperbaiki struktur dasar tanah kolam. Pengeringan kolam dilakukan dengan cara membuka saluran pembuangan dan menutup saluran pemasukan air, setelah itu air yang ada di dalam kolam dibiarkan mengalir sampai habis. Proses pengeringan kolam ini biasanya berlangsung 2 - 5 hari, sampai tanah dasar kolam terlihat retak-retak atau meninggalkan bekas jejak kaki sedalam 2 – 3 cm.
b. Pemupukan

         Pemupukan bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami, serta meningkatkan kandungan unsur hara dalam tanah. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk urea, dosis pupuk yaitu 250 kg/ha. Pemupukan dilakukan pada pagi dan sore hari, dengan cara menebar secara merata keseluruh dasar kolam dengan tidak melawan arah angin, agar tubuh tidak terkena pupuk yang ditebar.
c. Pengisian Air
          Setelah kegiatan pemupukan dasar kolam, maka selanjutnya melakukan pengisian air. Sebelum memasukkan air, terlebih dahulu pintu pengeluaran ditutup rapat agar tidak terjadi kebocoran. Setelah itu memasang saringan pada pintu pemasukan, hal ini bertujuan agar kotoran dan hama tidak dapat masuk ke dalam kolam. Pengisian air dilakukan sampai ketinggian air 50 - 75 cm.
3. Proses Pemijahan
Adapun kegiatan-kegiatan   yang dilakukan saat proses    pemijahan antara lain :
a.   Pemasangan Hapa
            Hapa merupakan wadah    yang digunakan untuk memijahkan ikan Mas, yang bertujuan untuk mengurung ikan yang akan dipijahkan agar tidak lolos, serta memudahkan dalam memindahkan induk apabila telah selesai memijah. Hapa terbuat dari waring yang mempunyai mata jaring 0,10 mm. Ukuran hapa bermacam-macam, tergantung dari jumlah ikan yang akan dipijahkan. Adapun ukuran hapa yang digunakan untuk pemijahan yaitu 3 x 5 meter. Adapun cara pemasangan hapa, yaitu dengan menyiapkan 4 buah patok berupa kayu yang ditancapkan pada kolam pemijahan, setelah itu, tali diikat pada masing-masing sudut hapa ke patok tersebut. Agar hapa tidak naik ke permukaan, maka harus diberi pemberat berupa batu.

b. Seleksi Induk
Untuk menghasilkan benih yang berkualitas baik, maka harus didukung oleh induk yang baik pula. Seleksi induk bertujuan untuk memperoleh induk jantan dan betina yang matang gonad, serta siap untuk dipijahkan.
  Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan seleksi induk, yaitu ukuran berat, umur, dan tingkat kematangan gonad ikan.

c. Pemindahan Induk
Setelah diperoleh induk yang siap untuk dipijahkan, kegiatan selanjutnya yaitu memindahkan induk kedalam hapa yang sebelumnya telah disiapkan. Perbandingan induk betina dan jantan yang sering digunakan adalah 1 : 1 (ekor/kg), artinya untuk 1 ekor induk betina yang berbobot 2 kg/ekor akan dipijahkan dengan 3 ekor induk jantan yang memiliki bobot antara 600 – 700 gr/ekor.
Induk betina dimasukkan kedalam hapa terlebih dahulu agar dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru, setelah itu barulah induk jantan dimasukkan ke dalam kolam. Pemindahan induk ini dilakukan pada saat sore hari, yaitu pada saat suhu rendah. Hal ini bertujuan agar induk yang akan dipijahkan tidak mengalami stress dan lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
d. Pemasangan Kakaban
        Kakaban merupakan substrat menempelnya telur ikan Mas yang terbuat dari ijuk yang dijepit dengan menggunakan belahan bambu.
        Ukuran kakaban yang digunakan yaitu 150 x 40 cm.  Kakaban yang digunakan harus bersih dan bebas dari penyakit. Untuk 1 kilogram induk betina yang akan dipijahkan, maka kakaban yang digunakan yaitu 6 – 9 buah. Kakaban disusun rapi di atas rakitan kayu yang sebelumnya telah dimasukkan ke dalam hapa yang akan digunakan untuk pemijahan. Rakitan kayu tersebut berfungsi sebagai pelampung agar kakaban tidak tenggelam, dan dapat mengapung di atas permukaan air. Pelampung yang digunakan berukuran 3 x 1 meter.
         Setelah   pemasangan   kakaban   selesai,    maka   induk   dibiarkan sampai memijah.  Pemijahan biasanya terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan Mas akan aktif mencari tempat yang rimbun seperti kakaban (substrat) yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang digunakan sebagai tempat menempelnya telur sekaligus   membantu   perangsangan   ketika   terjadi   pemijahan.   Dalam sekali memijah, induk ikan Mas dapat       menghasilkan 30.000 – 40.000 butir telur.
        Untuk membantu ikan Mas terangsang pada saat memijah, maka dapat menggunakan telur ayam. Bau amis dari telur ayam dapat mempercepat induk terangsang. Caranya yaitu dengan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, yaitu 1 buah telur ayam, mangkok dan sendok. Pertama-tama, pecahkan telur ayam tersebut, kemudian kocok sampai merata, setelah itu tebar di atas kakaban secara merata, penebaran dilakukan pada saat tengah malam, yaitu antara pukul 24.00 – 24.30.

Proses pemijahan mulai terjadi pada saat induk jantan mengejar-ngejar induk betina akibat terangsang oleh bau induk betina itu sendiri. Setelah mendapatkan induk betina, maka selanjutnya induk jantan mulai mematuk-matuk perut induk betina. Setelah itu, induk betina akan mengeluarkan telurnya dengan cara berenang di atas kakaban, tujuannya agar telur tersebut menempel pada kakaban tersebut. Setelah itu, induk jantan akan menyemprotkan spermanya dan larut dalam air, maka disitulah terjadi proses pembuahan antara telur induk betina dengan sperma induk jantan.

Biasanya setelah induk betina bertelur, akan tercium bau amis yang berasal dari telur itu sendiri dan akan muncul busa di permukaan air, karena pada telur-telur induk betina terdapat lendir. Suhu air pada media pemijahan sekaligus sebagai media penetasan telur yaitu 25 oC – 30 0C. (www.alamikan.com, 1 Juni 2014).

Adapun tanda-tanda ikan Mas sedang melakukan pemijahan, yaitu :

1). Suara air terdengar ribut

2). Induk jantan mengejar-ngejar induk betina

3). Adanya busa dipermukaan air  dan tercium bau amis
4. Penetasan Telur

Menurut Daud (2001), telur ikan Mas akan menetas 18 – 36 jam dari pemijahan. Selama proses penetasan telur, kualitas air sangat penting untuk diperhatikan. Suhu yang baik untuk penetasan telur ikan Mas yaitu 25 oC – 30 0C, dengan debit air 0,5 liter/detik. Setelah proses pemijahan selesai, maka pagi harinya sebelum matahari terik kakaban yang ditempeli telur tersebut haruslah digeser keluar dari hapa, hal ini bertujuan agar telur-telur tersebut tidak dimakan oleh induknya.

Penetasan telur ini dilakukan di kolam pemijahan. Setelah itu, kakaban tersebut dibawa di tengah-tengah kolam, kemudian ditenggelamkan 10 - 20 cm di bawah permukaan air, dengan cara dijepit menggunakan 2 bilah bambu di atas rakitan tempat kakaban mengapung. Selanjutnya keempat ujung bambu tersebut dipasangi patok berupa besi yang telah dibengkokkan ujungnya terlebih dahulu. Kakaban tersebut dibiarkan tenggelam selama 2 – 3 hari, karena dalam kurun waktu tersebut telur akan menetas seluruhnya.
Setelah kakaban digeser keluar dari hapa, maka selanjutnya memindahkan induk yang telah memijah ke kolam pemeliharaan induk. Hapa yang telah dipakai untuk pemijahan dan terdapat telur-telur yang masih menempel ditenggelamkan di dalam air, hal ini bertujuan agar telur-telur tersebut tidak mengalami kekeringan akibat terkena sinar matahari, sehingga telur-telur tersebut dapat menetas. Pada hari ke 4, biasanya seluruh telur-telur tersebut sudah menetas, hal ini dapat diketahui dengan cara mengamati secara langsung larva yang telah menetas pada kakaban dengan menggunakan piring berwarna bening yang ditenggelamkan di dalam air tepat dibawah kakaban, setelah itu diamati telur yang telah menetas.    Telur    yang telah menetas menjadi larva berbentuk seperti jarum yang berukuran kecil.
Apabila telur telah menetas seluruhnya, maka barulah kakaban diangkat kepermukaan kolam. Namun sebelumnya kakaban direndam terlebih dahulu untuk menghilangkan lumut ataupun kotoran yang menempel.
5. Pemeliharaan Larva
 Menurut Daud (2001), antara 2 - 3 hari setelah telur-telur ikan Mas (Cyprinus carpio L.) tersebut menetas dan tumbuh menjadi larva, belum diberi pakan, karena larva tersebut masih mengandung kuning telur (egg yolk) sebagai cadangan makanannya, dan akan habis dalam kurun waktu 4 - 5 hari.
 Pada saat makanan cadangan tersebut habis, maka barulah larva tersebut memakan pakan alami yang ada di dalam kolam tersebut. Selain      pakan  alami,  biasanya larva juga     diberikan pakan tambahan berupa larutan kuning telur. Namun pakan tambahan bisa juga berupa pellet yang direndam dalam air ± 10 - 15 menit, kemudian diremas-remas dan disaring. Karena sifat larva ikan Mas yang menempel, bergerak secara vertikal dan suka berada dipinggir kolam. Maka cara pemberian pakannya yaitu dengan menebar larutan pellet tersebut disepanjang pinggiran kolam menggunakan gelas-gelas.

Pengontrolan kualitas air juga sangat penting dilakukan untuk menjaga agar kualitas air tetap sesuai untuk kehidupan larva ikan Mas.
6. Pendederan
Setelah larva dipelihara selama 7 hari, maka dilanjutkan dengan kegiatan pendederan. Tujuan dari kegiatan pendederan ini adalah untuk mengadaptasikan benih terhadap lingkungan pembesaran, sehingga dapat memberikan jaminan kelangsungan hidup (survival rate) yang lebih
tinggi. Adapun tahap-tahap kegiatan yang dilakukan pada pendederanikan Mas, antara lain :
a. Persiapan Kolam Pendederan
Persiapan kolam merupakan tahap awal yang harus dilakukan dalam kegiatan pendederan ikan Mas. Tujuannya agar dapat lebih memudahkan dalam kegiatan selanjutnya. Kolam yang digunakan yaitu kolam tanah yang berukuran 25 x 30 x 1,5 meter. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam persiapan kolam pendederan, yaitu :
1). Pengeringan Kolam
 Tujuan pengeringan kolam yaitu untuk memberantas hama dan penyakit, serta menguapkan gas-gas beracun yang terkandung dalam tanah yang dapat menimbulkan penyakit . kolam dikeringkan dengan cara menutup pintu pemasukan air dan mengeluarkan semua air melalui pintu pengeluaran air. Kolam dikeringkan selama 3 – 5 hari, atau tergantung dengan cuaca. Pengeringan kolam ini dianggap cukup apabila tanah dasar kolam retak-retak
2). Pengolahan Tanah Dasar

Setelah pengeringan kolam dilakukan, maka kegiatan selanjutnya yaitu melakukan pengolahan tanah dasar. Tujuannya yaitu untuk memperbaiki struktur dan tekstur tanah, menguapkan gas-gas beracun, memperbaiki lapisan tanah, serta agar dasar kolam lebih subur, sehingga akan mampu meningkatkan produktifitas kolam.
Pengolahan   tanah   dasar   ini   dilakukan   dengan       menggunakan handtraktor. Adapun langkah kerja dalam menyalakan handtraktor yaitu sebagai berikut :

a). Kolam diisi air sampai mata kaki.

b). Handtraktor ditempatkan pada tempat yang datar.

c). Periksalah terlebih dahulu bagian-bagiannya sebelum dinyalakan.

d). Setelah itu posisikan tuas kopling utama pada posisi “OFF”, sehingga handtraktor tidak jalan saat dibunyikan.

e). Untuk keamanan pengguna, tuas persneleng diposisikan netral.

f). Kran bahan bakar dibuka, sehingga terjadi aliran bahan bakar keruang pembakaran. Gas dinaikkan pada posisi “START”.

g). Tuas dekompresi ditarik dengan tangan kiri untuk menghilangkan tekanan diruang pembakar pada saat engkol diputar.

h). Terakhir, masukkan engkol keporos engkol, kemudian putar engkol sampai mesin handtraktor berbunyi.

 3). Pemupukan
         Tujuannya    yaitu    untuk    menumbuhkan    pakan    alami,    serta meningkatkan kandungan   hara    dalam   tanah.         Jenis   pupuk   yang digunakan yaitu pupuk urea. Dosis yang digunakan yaitu 250 Kg/ha dengan luas kolam 23 x 25 meter.
          Jadi pupuk yang diberikan sebanyak 23 Kg. Cara pengaplikasiannya yaitu dengan cara menebar pupuk secara merata keseluruh dasar kolam dengan cara tidak melawan arah angin.
Pemupukan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemijahan induk, agar pada saat telur menetas, pakan alami yang diperlukan larva sudah tersedia di dalam kolam. (Daud, 2001).
4). Pengisian Air
Setelah semua kegiatan pengolahan tanah selesai, maka selanjutnya melakukan pengisian air pada kolam, dengan cara menutup pintu pengeluaran dengan baik agar nantinya tidak terjadi kebocoran, kemudian membuka pintu pemasukan air yang sebelumnya telah dipasangi saringan. Kolam diisi air sampai dengan ketinggian 25 - 30 cm. kemudian dibiarkan 2-3 hari untuk menumbuhkan pakan alami.
b. Proses Pendederan
Pendederan benih ikan Mas (Cyprinus carpio L.), dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu pendederan I, umur benih yang ditebar berkisar 5 - 7 hari sejak menetas (ukuran 1 - 1,5 cm dengan bobot 18 - 20 mg/ekor), dan ukurannya telah mencapai 1 – 3 cm, dengan kisaran bobot 0,5 - 1 gr/ekor, dipelihara selama 2 minggu.

        Pendederan  II,   yaitu   umur  benih   setelah   tahap   pendederan    I selesai, jumlah benih yang ditebar 50 - 75 ekor/m2, dengan kisaran bobot 2,5 - 3 gr/ekor. Pada tahap ini benih yang dipelihara telah mencapai ukuran 3 – 5 cm dengan kisaran hari 15 – 20 hari. Dipelihara selama 2

minggu untuk kemudian dipindahkan kekolam pendederan III. Pendederan III, yaitu umur benih setelah tahap II selesai, jumlah benih yang ditebar 25 - 50 ekor/m, dengan bobot 5 – 7 gr/ekor. ukuran benih yang dipelihara mencapai 5 – 8 cm, dengan kisaran umur 21 -  35 hari. Sementara pemeliharaan berlangsung, maka dilakukan persiapan untuk pemanenan benih.(www.edukasiperikanan.blogspot.co.id,1 Januari

2013).
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pendederan ikan Mas (Cyprinus carpio L.), yaitu :

1). Pemberian Pakan
Pada kegiatan pendederan I, benih diberikan pakan berupa larutan pellet, yaitu pellet yang direndam selama 10 - 15 menit, kemudian diremas-remas lalu disaring dengan saringan yang halus, sehingga larutan pellet tersebut mudah dimakan oleh benih. Pakan diberikan dengan cara ditebar disepanjang pinggiran kolam.Selanjutnya, pada pendederan II, benih diberi pakan berupa pellet yang dihaluskan. Pellet tersebut ditumbuk halus menggunakan batu, kemudian disaring agar lebih halus. Hal tersebut disesuaikan dengan bukaan mulut benih, sehingga memudahkan benih untuk memakannya. Proses pemberian pakan dilakukan dengan mengikuti arah angin hal ini dilakukan agar pakan menyebar keseluruh kolam.
Sedangkan pada tahap pendederan III, benih sudah mulai diberi pakan berupa pellet yang berukuran kecil, sesuai dengan ukuran mulut benih tersebut. Pemberian pakan dilakukan secara adlibithum, dengan cara ditebar di atas kolam. Pada kegiatan pendederan, pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan sore hari. Pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan benih, karena pakan yang berlebihan akan menyebabkan pembusukan sisa pakan pada dasar kolam, sedangkan pakan yang kurang akan menyebabkan pertumbuhan benih menjadi tidak seragam.
2. Pengontrolan Kualitas Air
Dalam kegiatan pendederan, pengontrolan kualitas air sangat penting untuk dilakukan, karena sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup benih yang ada di dalamnya. Kegiatan ini dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari, yaitu dengan melihat parameter fisika air, seperti warna air. Untuk parameter kimia air diukur dengan menggunakan alat-alat, seperti D.O meter, thermometer dan pH meter.
3). Pengontrolan Hama dan Penyakit
Pengontrolan hama dan penyakit sangat penting dilakukan untuk mencegah adanya hama ataupun penyakit yang dapat mengganggu kelangsungan hidup benih yang didederkan. Untuk mencegah masuknya hama di dalam kolam pendederan, maka pipa pemasukan air diberi saringan, selain itu kolam pendederan sebaiknya dipantau 2 kali sehari, untuk lebih memastikan. Adapun hama yang biasa terdapat di kolam pendederan yaitu bebeasan (notonecta) dan telur keong.
Adapun hama yang biasa terdapat di kolam pendederan yaitu bebeasan (notonecta) dan telur keong. Adapun cara membasmi bebeasan yaitu dapat menuangkan minyak tanah ke permukaan air dengan dosis 500 cc/100 m2. Sedangkan untuk telur keong yang menempel pada dinding kolam dapat diatasi dengan cara membukanya menggunakan kayu.
7. Panen Benih
Benih ikan Mas (Cyprinus carpio L.) sudah dapat dipanen apabila telah mencapai ukuran 1 - 3 cm. Pemanenan dilakukan sesuai dengan permintaan konsumen.
Adapun cara pemanenan benih yang dilakukan di, yaitu sebagai berikut :
a. Panen Sebagian
Panen sebagian dilakukan apabila permintaan benih dalam jumlah yang sedikit atau untuk mengurangi kepadatan benih dalam kolam.
Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan kegiatan panen sebagian, yaitu :
 
1). Alat dan Bahan
a). Ember, digunakan untuk menampung benih yang telah dipanen.
b). Waring yang berbentuk persegi, digunakan untuk menggiring serta menangkap benih.
c). Seser, digunakan untuk mengambil benih yang telah terperangkap dalam waring, lalu memindahkannya ke dalam ember.
d). Waring, digunakan sebagai tempat penampungan benih sementara.
e). Pakan, digunakan untuk memancing benih agar berkumpul.
2). Langkah Kerja
a). Panen sebagian biasanya dilakukan oleh 3 orang. Dua orang turun ke kolam sambil memegang masing-masing sudut waring
b). Sementara satu orang memberi pakan dipinggir kolam, agar benih ikan berkumpul, sehingga lebih mudah untuk menangkapnya.
c). Saat benih mulai berkumpul, maka waring tersesbut segera diarahkan agar benih tersebut terperangkap.
d). Setelah itu, pindahkan benih yang terperangkap dalam waring menggunakan seser ke ember yang sebelumnya telah diisi air.
e). Setelah benih mencukupi permintaan konsumen, maka benih tersebut dibawa ke waring yang telah disediakan terlebih dahulu, sebagai tempat penampungan sementara.

b. Panen Total
Panen total yaitu panen yang dilakukan secara menyeluruh, panen

total sudah dapat dilakukan apabila benih ikan sudah berumur empat

minggu.  Adapun  hal-hal  yang  perlu  dipersiapkan  sebelum  melakukan

panen total, yaitu :
1). Alat dan Bahan
a). Waring
b). Ember
c). Seser
d). Saringan
e). Keranjang
2). Langkah Kerja
a). Pasang saringan pada saluran pengeluaran air, agar benih-benih ikan tidak terbawa arus.
b). Pemanenan mula-mula dilakukan dengan menyurutkan air kolam pendederan sekitar jam 04.00 atau 05.00 pagi secara perlahan–lahan agar ikan tidak stress akibat tekanan air berubah secara mendadak.
c). Setelah air mulai surut, benih mulai diambil menggunakan seser, kemudian dimasukkan ke dalam ember untuk kemudian dibawa ke tempat penampungan sementara yang telah disediakan terlebih dahulu.
d). Untuk mempermudah pemanenan, maka dibuat kemalir, serta kubangan untuk tempat berkumpulnya benih.
e). Terakhir, benih ikan yang telah dipanen, ditampung pada tempat penampungan sementara, berupa waring yang ditempatkan pada saluran tempat air mengalir.
         Cara menghitung benih umumnya memakai takaran, yaitu sendok untuk larva atau kebul, cawan atau mangkok untuk menghitung putihan, dan untuk benih dihitung per ekor. (Daud, 2001).
9.   Pengemasan dan Distribusi a. Pengemasan
         Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengemasan, yaitu :
1). Alat dan Bahan
a). Air
b). Tabung Oksigen
c). Kantong Plastik Packing
d). Karet Gelang
e). Benih Ikan Mas
2). Langkah Kerja :
a).  Kantong  plastik  yang  akan  digunakan  untuk  pengemasan  diambil, kemudian potong kantong plastik dengan panjang 2 m. Setelah itu bagian tengah plastik diikat dan dimasukkan dari satu bagian ke bagian yang lainnya sehingga akan terbentuk kantong dua lapis.
b). Kantong plastik diisi air sebanyak 5 – 10 liter air bersih. Setelah itu, masukan benih kedalam kantong plastik.
c). Udara yang ada di dalam kantong plastik dikosongkan dengan cara menekan kantong plastik ke permukaan air.
d). Mengalirkan oksigen dari tabung ke kantong plastik sebanyak 2/3 volume keseluruhan rongga plastik (air : oksigen = 1 : 2), kemudian kantong plastik diikat dengan karet gelang sampai rapat.
e). Setelah benih dikemas sesuai dengan pesanan konsumen, maka siap untuk didistribusikan.
b. Distribusi
Benih yang dihasilkan dipasarkan di sekitar lokasi pembenihan dan daerah-daerah lain disekitar Kabupaten. Benih dipasarkan untuk para pembudidaya ikan Mas.
Sistem pengangkutan yang dilakukan adalah sistem pengangkutan tertutup. Benih yang telah dikemas kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik yang sebelumnya telah diikat.
Pemasaran yang dilakukan ada 3 macam yaitu :
1). Pembeli hanya memesan/tidak datang ke lokasi pemasaran.
2). Pemasaran melalui kelompok tani. Setelah panen, dipasarkan melalui kelompok tani, mereka biasanya datang sendiri ketempat pemasaran dan mengambil benih yang sudah dipanen.
3). Pembeli langsung datang ke lokasi, biasanya pembeli yang langsung ke lokasi. Biasanya, sebelum pembeli datang, mereka terlebih dahulu memesan jumlah benih yang mereka butuhkan, karena terkadang benih tersebut habis disebabkan oleh banyaknya pembeli.

No.
Ukuran
Harga




1
1 – 3 cm
Rp.
50,00
2
3 – 5 cm
Rp.
100,00
3
5 – 8 cm
Rp. 500,00
4
8 – 12 cm
Rp.1000,00




(Sumber: Data BBI Ompo, Soppeng. 2016)


                                                               PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari Booklet tentang Teknik Pembenihan Ikan Mas ini, yaitu :
a.    Cara pembenihan ikan Mas yang baik, yaitu melakukan kegiatan pembenihan ikan Mas sesuai dengan prosedur serta standar yang benar, mulai dari persiapan kolam, pemeliharaan induk, pemijahan, pendederan, dan panen benih.
b.    Selain itu, pemilihan induk yang berkualitas baik juga menentukan mutu benih yang dihasilkan.
c.    Dalam kegiatan pembenihan ikan Mas, masalah yang sering terjadi adalah gagalnya telur ikan Mas menetas, akibat dari serangan hama yang terdapat dalam kolam penetasan telur, maka dari itu, sebelum digunakan, kolam penetasan hendaknya benar-benar diolah dengan baik terlebih dahulu, sehingga hama dan penyakit yang terdapat di dalam kolam dapat hilang.
d.    Induk ikan Mas betina yang akan dipijahkan seringkali mengalami penyumbatan pada saluran telurnya, akibatnya terjadi kegagalan pemijahan.

B. Saran.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan booklet ini masih banyak terdapat kesalahan, oleh karena itu saran dan masukan yang bersifat membangun sangat dibutuhkan.

Daftar Pustaka

Afriantono, E dan Evi Liviawaty.1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius, Yogyakarta.
Dailami.D, A.S. 2002.Agar Ikan Sehat.Swadaya . Jakarta.
Pribadi, T.S., Muharnanto, Endah. J., Listyarini.T dan Herlina.R., 2002.Pembesaran Ikan Mas di Kolam Air Deras. Agromedia Putaka, Jakarta.
Rukmana, R.H., 2006. Ikan Mas (Pembenihan dan Pembesaran). Aneka Ilmu, Semarang




































Komentar